Saat yang enak membuat catatan...
Catatan menjadi mekanisme yang penting untuk mengikat pikiran agar tidak terlupakan oleh kerja keras dinamika kepala kita. Mencatat idealnya dilakukan pada waktu yang dekat setelah kejadianya seperti membaca buku tentang filsafat setelahnya membuat rangkuman tentang isi yang dibaca.
Menulis yang bagus diperlukan membaca yang bagus pula, maka mendalami bacaan dari sumber lain itu perlu, begitu juga dengan praktik, intinya melihat rujukan lain untuk memdalami sudut pandangan dan memperluas kosa kata. Sama halnya pada pemrograman setelah membaca dokumentasi, tutorial, menonton video ataupun melakukan eksperimen kita menulis catatan apa yang kita rasa perlu dan dipikir penting.
Masalah cara mencatat memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Tulislah catatan seperti menulis surat untuk kamu di masa yang akan datang, terdiri atas pembuka, isi dan penutup. Namun berbeda dengan surat, kita menulis mulai dari tengah, mulai dari bagian yang paling enak kita pahami ke yang perintilan yang kecil-kecil.
Pembuka dan penutup hanya berisi turunan dari isi. Pembuka diperuntukan mengenalkan apa yang perlu diketahui sebelum menyentuh bagian isi dan rangkuman ringkas tentang semuanya di bagian penutup sebagai penyegel/validasi pemahaman kita.
Menulis sambil belajar ?
Bisa. Pertama saya tentukan dulu topik apa yang mau didalami secara singkat lalu lebih ke banyak membaca literatur terkait untuk menyusun materi yang mendalam, kemudian membuat menulis ide-idenya dan menyimpulkan cara praktik/tidak memungkinkan. Kedua lalu mempraktikanya, dan menuliskan apa yang didapat seiring proses praktik.
Misalnya saya ingin membuat tulisan tentang tumbukan di Love2D. Pelajari dahulu tentang tumbukan dan pendekatanya dalam pemrograman di LOVE2D sebagai tulisan pembuka, lalu sisanya menulis progress hasil percobaan membuat tumbukan di Love2D dengan studi kasus.
Proses menulis disini sebagai pemantik proses belajar sebelum melakukan praktik membuatnya sungguhan. Ibarat proses proposal dan dokumentasi, kita mengumpulkan sumber/materi pelajaran untuk mendapatkan ide lalu mencatat proses praktiknya. Tapi cara ini tidak selalu mujur, terutama bila sumber literaturnya sulit dicari, biasanya pendekatan ini mengdeduksi dari keilmuan terdekat. Misalnya tentang Ransomeware, kita belajar tentang apa itu malicious software dan praktik tawanan yang ditukar ransom dalam praktik militer lalu melihat korelasi keduanya pada aktivitas ransomeware.
Tulis tangan supaya mudah ingat
Pendekat yang satu terbilang berat karena perlu usaha lebih ketimbang mengetik (mengerakan pensil, memosisikan kertas dan sebagainya), tapi menulis tangan lebih mudah untuk teringat (retain information) ketimbang hasil ketikan.
Sebuah studi literatur menunjukan, hal ini karena menulis dengan tangan di kertas tidak di ingat sebagai isi tulisan tapi media tulisanya. Selain itu juga kemampuan dari menulis menambah ingatan disaraf motorik, yang menambah ingatan bagaimana kita menulis informasi.